Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa efek Indonesia (BEI) terkoreksi cukup dalam pada pekan lalu. Indeks pasar modal tanah air turun 91,82 poin atau 3,51 persen. Tapi, setelah terjadi penurunan cukup dalam, secara teknikal indeks memiliki peluang kuat untuk rebound (menguat kembali, Red). ''Ada harapan akan marak aksi pembelian setelah pekan lalu ramai aksi jual,'' kata pengamat pasar modal dari PT Anugerah Securindo Indah Arcadius Musri Djoko kemarin (7/2).
Pada perdagangan Jumat (5/2), IHSG ditutup di level 2.518,976, lebih rendah 16 poin dari penutupan akhir tahun 2009 di level 2.534,356. Sementara, pada pekan sebelumnya, Jumat (29/1), IHSG ditutup di level 2.610,796. Arcadius mengatakan, penurunan tajam IHSG terutama disebabkan koreksi tajam harga-harga saham berkapitalisasi besar di sektor pertambangan, perkebunan, keuangan dan infrastruktur.
''Saham-saham di sektor tersebut yang juga berpeluang untuk akumulasi. Terutama saham emiten yang mencetak laporan kinerja keuangan bagus pada tahun lalu,'' jelasnya. Saham Bank BRI, Bank Mandiri, Perusahaan Gas Negara (PGN), dan beberapa perusahaan pertambangan seperti Antam, kemungkinan akan kembali diburu investor setelah melemah signifikan pada pekan lalu.
Saham sektor pertambangan sendiri mengalami koreksi cukup besar selama sepekan. Pada perdagangan 5 Februari 2010, indeks saham tambang ditutup di level 2.168,455, turun 67,942 poin (3,03 persen) dari penutupan akhir pekan lalu di level 2.236,397. ''Ini karena pelemahan harga komoditas, termasuk minyak mentah dan emas,'' terangnya.
Dia yakin bursa saham akan bangkit. Hal itu ditandai dengan rebound-nya Wall Street pada akhir perdagangan pekan lalu, setelah mengalami pekan yang bergejolak akibat data tenaga kerja dan masalah kebijakan fiskal di Eropa.
www. Jawapos.com
Pada perdagangan Jumat (5/2), IHSG ditutup di level 2.518,976, lebih rendah 16 poin dari penutupan akhir tahun 2009 di level 2.534,356. Sementara, pada pekan sebelumnya, Jumat (29/1), IHSG ditutup di level 2.610,796. Arcadius mengatakan, penurunan tajam IHSG terutama disebabkan koreksi tajam harga-harga saham berkapitalisasi besar di sektor pertambangan, perkebunan, keuangan dan infrastruktur.
''Saham-saham di sektor tersebut yang juga berpeluang untuk akumulasi. Terutama saham emiten yang mencetak laporan kinerja keuangan bagus pada tahun lalu,'' jelasnya. Saham Bank BRI, Bank Mandiri, Perusahaan Gas Negara (PGN), dan beberapa perusahaan pertambangan seperti Antam, kemungkinan akan kembali diburu investor setelah melemah signifikan pada pekan lalu.
Saham sektor pertambangan sendiri mengalami koreksi cukup besar selama sepekan. Pada perdagangan 5 Februari 2010, indeks saham tambang ditutup di level 2.168,455, turun 67,942 poin (3,03 persen) dari penutupan akhir pekan lalu di level 2.236,397. ''Ini karena pelemahan harga komoditas, termasuk minyak mentah dan emas,'' terangnya.
Dia yakin bursa saham akan bangkit. Hal itu ditandai dengan rebound-nya Wall Street pada akhir perdagangan pekan lalu, setelah mengalami pekan yang bergejolak akibat data tenaga kerja dan masalah kebijakan fiskal di Eropa.
www. Jawapos.com
0 comments:
Post a Comment